Ini
bukanlah kisah mistik, namun sebaliknya adalah sebuah teknologi. Jadi
yang dimaksud sebagai sajadah yang bisa bercahaya bukan sajadah ajaib,
apalagi bukanlah sajadah semacam permadani Aladin. Jika penggalangan dananya sukses, Ozenc menjanjikan setiap donor yang mengucurkan bantuan minimal USD 500 akan menjadi pemilik El Sajjadah pertama. “Sejauh ini tidak ada komentar negatif tentang El Sajjadah. Kecuali dari cahayanya yang begitu kuat, sehingga dikhawatirkan dapat mengganggu kekhusyuan saat sholat,” ujar Ozenc. “Namun jangan khawatir, karena ada tombol ‘off’ di sisi alat ini. Tinggal mematikannya jika merasa silau,” lanjutnya.
Nama ‘El Sajjadah’ sendiri berasal dari kata Electro Luminescent (EL) dan Sajadah, alas yang biasa dipakai untuk sholat bagi umat muslim. Sajadah canggih ini ditanamkan semacam komputer kecil dan kompas digital di dalamnya. Jadi lewat alat itulah El Sajjadah menemukan Kabah yang menjadi kiblat umat muslim untuk sholat dan memancarkan cahaya di bagian pattern-nya. “Pattern masjid digambar mulai dari pixel ke pixel dengan melihat model skala kecil Masjid Biru di Istanbul, Turki,” lanjut Ozenc.



0 comments:
Posting Komentar